Menurut Kantor Berita Internasional AhlulBayt (AS) – Abna – Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengumumkan bahwa Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban menghadapi krisis hak-hak perempuan terdalam di tingkat global. Laporan ini menyebutkan dikeluarkannya lebih dari 80 dekrit yang membatasi perempuan, tetapi pada saat yang sama menekankan bahwa banyak perempuan masih hadir dalam bidang pendidikan, pekerjaan, dan masyarakat.
Laporan tersebut menyatakan bahwa lebih dari 16.000 perempuan telah menerima pelatihan keterampilan, pemberdayaan, dan ruang aman melalui kerja sama PBB dengan 200 organisasi yang berpusat pada perempuan.
Selain itu, pendirian 130 komite literasi di daerah-daerah terpencil, khususnya di Nuristan, dinilai sebagai langkah positif untuk meningkatkan kesadaran dan mata pencarian perempuan.
Your Comment